Lebih untung mana sih–antara bikin bisnis resto, startup, atau salon nail art? Membangun bisnis dari nol kadang hanya perlu cari masalah, jual solusinya, dan lihai menggerakkan organisasi. Berdasarkan berbagai studi buku, literatur bisnis, serta pengalaman bisnis-bisnis sukses, berikut adalah tahapan utama dalam memulai bisnis dari nol:
1. Ide Bisnis dan Validasi Pasar
Identifikasi Masalah atau Kebutuhan
Ada pepatah yang bilang bahwa “semakin besar masalah yang kita atasi dengan solusi bisnis kita, maka semakin gede cuan yang akan kita dapatkan lewat bisnis tersebut.”
Carilah masalah atau kebutuhan di pasar yang bisa Anda selesaikan dengan produk atau layanan. Ide bisnis yang baik biasanya muncul dari solusi terhadap masalah nyata. Bukan masalah yang Anda buat dengan subjektivitas. Umumnya bisnis yang dibuat bukan berdasarkan masalah memerlukan biaya marketing lebih besar untuk mengedukasi customer, dan akan redup saat trendnya hilang.
Validasi Pasar.
Jika anda memiliki masalah yang hendak diselesaikan, pastikan ada permintaan nyata untuk produk atau layanan Anda dengan melakukan riset pasar. Gunakan survei, wawancara, atau tes prototipe produk untuk mendapatkan feedback dari calon pelanggan. Cara validasi masalah yang autentik tanpa melibatkan subjektivitas kita bisa dengan menggunakan tools seperti : Google trends, Trending topic Twitter, berita online.
Salah satu ide unik dengan menggabungkan tools diatas adalah dengan mempelajari hal seperti contoh studi Kasus berikut : “duh bingung nih, apakah kalau aku buat aplikasi pacaran untuk sesama pencari kuliner hidden gem bakal laku ya? Kalau ak langsung buat web app nya bakal boncos dong. Eh iya, aku cukup buat gambar aplikasi setengah jadi pakai figma atau canva. Ak buat seakan2 aplikasi nya jadi. Terus aku sebar GIVEAWAY coba aplikasi dating kuliner ku ke grup2 WA. kalau banyak yang klik link dan isi form pendaftaran, berarti yang minat banyak dan solve isu mereka sesuai kuisioner giveaway yang ak kasih donggg!”
Referensi: “The Lean Startup” oleh Eric Ries dan “Blue Ocean Strategy” oleh W. Chan Kim.
2. Menyusun Business Plan.
Susun BMC: Tentukan bagaimana bisnis Anda akan menghasilkan uang (misalnya, penjualan produk, langganan, freemium). Tuliskan business model dalam bentuk yang jelas, seperti Business Model Canvas.
Sebagai studi Kasus, terkadang bisa jadi bisnis angkringan tidak hanya menghasilkan uang penjualan langsung seperti menjual wedang jahe buatan dia saja. Tetapi, dia bisa jadi mendapat komisi penjualan sate-jajan titipan tetangga. Begitupun pula dengan aplikasi Kencan tadi untuk menghubungkan pencinta kuliner hidden gem–yang bisa jadi pemasukannya berasal dari iklan titipan warung-warung hidden gem, aktivasi fitur premium, hingga iklan aplikasi (google adsense).
Rencana Keuangan: Hitung berapa banyak modal yang diperlukan, proyeksi pendapatan, dan anggaran pengeluaran. Pastikan untuk memiliki proyeksi arus kas dan rencana pengelolaan keuangan yang solid.
Referensi: “Business Model Generation” oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur.
3. Menentukan Struktur Bisnis dan Legalitas
Pilih Struktur Bisnis: Pilih apakah Anda akan mendirikan perusahaan perseorangan, CV, PT, atau bentuk bisnis lainnya, sesuai dengan rencana skala bisnis Anda.
Urus Izin dan Legalitas: Urus segala izin yang diperlukan, seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), izin usaha, dan tanda daftar perusahaan. Pastikan bisnis Anda mematuhi regulasi di sektor yang Anda masuki.Referensi: “The E-Myth Revisited” oleh Michael E. Gerber.4. Penyusunan Strategi Pemasaran dan BrandingBranding: Bangun identitas merek yang kuat dan jelas. Pilih nama bisnis, logo, warna, dan narasi yang bisa mencerminkan nilai dan tujuan bisnis Anda.Strategi Pemasaran: Tentukan siapa target pasar Anda dan bagaimana cara Anda menjangkau mereka. Gunakan strategi pemasaran online dan offline, seperti media sosial, SEO, Google Ads, atau pemasaran influencer.Referensi: “Building a StoryBrand” oleh Donald Miller.5. Membangun Tim dan JaringanRekrut Tim yang Kompeten: Jika bisnis Anda memerlukan lebih dari satu orang, rekrut anggota tim yang memiliki keterampilan yang relevan. Fokus pada orang-orang yang memiliki visi dan komitmen yang sama.Membangun Jaringan (Networking): Manfaatkan jaringan bisnis yang ada, seperti bergabung dengan komunitas bisnis lokal atau online, serta menghadiri acara bisnis untuk membangun kemitraan atau mendapatkan nasihat.Referensi: “Never Eat Alone” oleh Keith Ferrazzi.6. Pengembangan Produk atau LayananMVP (Minimum Viable Product): Mulailah dengan produk atau layanan versi minimum yang dapat dipasarkan untuk diuji di pasar. Fokus pada fitur utama dan hindari produk yang terlalu kompleks di awal.Iterasi Berbasis Feedback: Setelah produk atau layanan diluncurkan, kumpulkan umpan balik dari pengguna dan lakukan perbaikan terus-menerus.Referensi: “The Lean Startup” oleh Eric Ries.7. Mengamankan Sumber DanaModal Sendiri atau Pinjaman: Tentukan apakah Anda akan menggunakan modal sendiri, mencari investor, atau menggunakan pinjaman usaha untuk memulai bisnis.Venture Capital, Angel Investor, atau Crowdfunding: Jika bisnis memerlukan modal besar, Anda bisa mempertimbangkan untuk mencari investor atau platform crowdfunding untuk membantu penggalangan dana.Referensi: “Venture Deals” oleh Brad Feld dan Jason Mendelson.8. Peluncuran dan SkalabilitasPeluncuran Produk atau Layanan: Luncurkan produk ke pasar dengan strategi pemasaran yang kuat. Gunakan peluncuran ini untuk meningkatkan kesadaran merek dan mulai menarik pelanggan.Optimisasi Operasional: Saat bisnis mulai tumbuh, perbaiki proses operasional, efisiensi, dan skalabilitas bisnis. Fokus pada pengembangan sistem dan otomatisasi untuk mengurangi beban operasional manual.Referensi: “Scaling Up” oleh Verne Harnish.9. Pengelolaan Keuangan dan PertumbuhanPengelolaan Arus Kas: Kendalikan pengeluaran dan kelola arus kas dengan baik. Pastikan bisnis selalu memiliki likuiditas yang cukup untuk operasional dan pertumbuhan.Ekspansi Pasar: Setelah bisnis stabil, mulai pertimbangkan ekspansi ke pasar yang lebih luas atau menawarkan produk atau layanan baru.Referensi: “Profit First” oleh Mike Michalowicz.10. Evaluasi, Inovasi, dan AdaptasiEvaluasi Kinerja: Secara berkala, lakukan evaluasi terhadap kinerja bisnis, baik dari segi finansial, pemasaran, maupun operasional.Inovasi dan Adaptasi: Teruslah berinovasi berdasarkan perubahan pasar, tren teknologi, dan umpan balik pelanggan. Bisnis yang dapat terus beradaptasi akan lebih mungkin untuk bertahan dalam jangka panjang.Referensi: “Good to Great” oleh Jim Collins.Kesimpulan:Membuat bisnis dari nol memerlukan pemahaman mendalam tentang pasar, perencanaan, manajemen keuangan, pengelolaan tim, serta strategi pemasaran. Buku-buku seperti The Lean Startup, The E-Myth Revisited, dan Scaling Up bisa menjadi panduan praktis dalam setiap tahapan membangun bisnis. Hal terpenting adalah konsistensi, kemampuan beradaptasi, dan keberanian mengambil risiko yang diperhitungkan.