Apa Itu Enkripsi End-to-End?
Sebelum membahas alasan kenapa fitur ini bisa dibilang tidak terjamin keamanannya, lebih baik Anda ketahui lebih dulu apa pengertian dari enkripsi end-to-end. Jadi, salah satu fitur yang tersedia di WhatsApp ini merupakan metode komunikasi yang mampu mengamankan data di dalam aplikasi. Tujuannya tentu untuk mencegah hacker, peretas, atau pihak ketiga mengakses data yang termasuk ke dalam privasi seseorang.
Secara sederhana, fitur enkripsi merupakan salah satu cara untuk mengunci sebuah informasi. Data berupa pesan yang dienkripsi kemudian akan diubah menjadi kode rahasia. Pada akhirnya informasi yang sebenarnya tidak akan dapat terbaca oleh siapa pun. Metode ini pun bisa disebut dengan kriptografi. Pada sistem end-to-end encryption di WhatsApp, sistem tersebut menjamin bahwa pesan yang disampaikan antara penerima atau pengirim (dua pihak) tidak akan mampu diintip, dibaca, atau dilihat oleh para peretas.
Mungkin Terjadi Kebobolan Data
Meskipun katanya enkripsi end-to-end aman, pengguna WhatsApp tetap harus waspada karena ternyata juga bisa kena hack. Terlebih sejak kejadian sekitar tahun 2019. Pada saat itu WhatsApp mendapatkan laporan terkait isu keamanan pada sistem aplikasi. Pengguna WhatsApp di iPhone maupun Android dilaporkan ada yang tekena serangan hacker hanya melalui sebuah panggilan WhatsApp.
Peretasan WhatsApp oleh hacker itu memang bisa saja terjadi. Mengingat ada sebuah malware yang mampu mengakses kamera dan mikrofon di ponsel. Bahkan lebih dari itu, beberapa malware ada yang dapat membuka pesan, mengangkap apa yang muncul di layar pengguna, mencatat penekanan tombol yang dilakukan seseorang, hingga membuat enkripsi menjadi tidak berguna lagi. Bahkan ini berlaku bukan hanya di iPhone dan Androin, tetapi bisa pula terjadi di Microsoft versi Windows.
Modus Serangan Hacker
Hacker punya seribu satu cara bahkan lebih untuk bisa meretas keamanan privasi tiap orang. Dari banyaknya cara, biasanya yang sering hacker lakukan adalah dengan mengirim link atau tautan sebagai phishing atau pengelabuan. Nantinya korban akan diminta untuk membuka atau mengunduh sesuatu dari link tersebut. Padahal pada kenyataannya, link tersebut sudah berisi malware yang kemudian dapat menginfeksi perangkat.
Sebagai manusia yang memiliki akal, sudah seharusnya berhati-hati terhadap pengelabuan hacker yang dapat merugikan. Oleh karena itu, pastikanlah untuk tidak memencet link atau tautan dengan asal. Sebab, kita tidak pernah tahu link mana yang bisa berbahaya, mengandung virus, sekaligus tidak aman.
Cara Menghindari Hack di WhatsApp
Setelah tahu apa penyebab WhatsApp bisa diretas, langkah selanjutnya adalah berupaya untuk mengamankan dengan sebaik mungkin. Salah satu caranya bisa dengan menonaktifkan backup di Google Drive atau iCloud. Sebab, backup obrolan di cloud tidak menerapkan end-to-end encryption. Oleh karena itu, jika hacker berhasl meretas dan dapat mengakses cloud, maka obrolan dan pesan lainnya di dalam WhatsApp pun akan otomatis terungkap. Sebagai gantinya, Anda bisa memanfaatkan penyimpanan internal untuk opsi backup pesan.
Waspada! WhatsApp bisa kena hack meski ada enkripsi end-to-end – Salah satu aplikasi yang menggunakan fitur enkripsi end-to-end adalah WhatsApp. Konon, fitur ini merupakan salah satu upaya keamanan yang bisa menjaga privasi seseorang ketika menggunakan aplikasi WhatsApp. Meskipun katanya dapat mengamankan, namun fitur ini pun sebetulnya bisa menjadi tidak aman dan seseorang pun akan kebobolan. Jadi, fitur enkripsi end-to-end pada WhatsApp ini tidak terjamin keamanannya. Mengapa demikian? Mari temukan jawabannya pada ulasan artikel berikut ini.
Penulis: Aprilia Wahyu
